Setelah Indonesia merdeka, para pemimpin dan perintis kemerdekaan Indonesia lebih menyadari betapa pentingnya pendidikan, terutama pendidikan agama. Pendidikan di Indonesia pernah menjadi yang terbaik, karena banyak pelajar yang dikirim dari beberapa Negara tetangga seperti Malaysia, Thailand dan Singapura untuk menempuh pendidikan di Indonesia. Sehingga membawa pengakuan seluruh dunia bahwa Indonesia merupakan “Raksasa” di Asia.
Kita harus ingat bahwa dengan kondisi pendidikan kita saat ini, untuk sampai kepada cita-cita masyarakat yang sejahtera tidak berarti sertamerta tercapai. Adakah titik terang yang bisa mencerahkan masa depan pendidikan kita? Acap kali pergantian kurikulum menimbulkan sebuah pertanyaan hendak diarahkan kemana pendidikan kita? Apakah pemerintah yakin bahwa dengan kurikulum saat ini mampu menciptakan sosok generasi pemimpin yang adil, amanah, jujur dan bijaksana? Bagaimana cara pemerintah mempersiapkan generasi pemimpin yang berasal dari dan untuk masyarakat serta merakyat? Masa kita dipenuhi oleh peranan-peranan raksasa tetapi sayang sekali yang mengisinya hanyalah manusia-manusia kerdil (Langgulung 2003).
Tak pelak lagi para pelajar memang membutuhkan persediaan uang untuk menjalani aktivitas pendidikan. Rendahnya perekonomian orang tua untuk mendanai biaya sekolahnya menyebabkan tidak terpenuhinya kebutuhan wajib dalam pendidikan. Sehingga masih ada pelajar yang putus sekolah karena minimnya dana untuk meneruskan pendidikan yang sedang mereka tekuni.
Bervariasi persoalan yang dihadapi bangsa ini, ada Presiden yang terlibat KKN (Korupsi Kolusi dan Nepotisme), diikuti oleh Bupati dan Menteri terlibat korupsi. Disusul Gubernur, anggota DPR, serta Kepala dinas sekarang jadi penghuni LAPAS. Fakta tersebut membuktikan bahwa akhlak, jiwa, dan fikiran sebahagian dari pimpinan kita kerdil sementara mereka menyandang peran pimpinan di Negara yang meraksasa.
Perubahan serta kemajuan negeri ini dipengaruhi oleh kwalitas dan kwantitas pendidikan. Semakin terpenuhinya biaya pendidikan maka semakin lancar proses pendidikan. Perbaikan di bidang pendidikan akan mewujudkan pembentukan jiwa sosial yang baik yaitu mampu berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan orang tua, dan sesama masyarakat (Rahmat 2000).
Kita tidak perlu pesimis masih ada waktu, tenaga dan dana untuk memperbaiki negeri ini. Perubahan bisa dimulai dari pimpinan yang membuat kebijakan, dan setiap kita adalah pemimpin. Sesungguhnya tuhan tidak merubah nasib suatu kaum sehingga mereka sendiri merubah nasibnya (Q.S. Ar-Ra’d, 13:11). Susah-senang, baik-buruk, hitam-putih lautan kehidupan ini, kitalah nahkodanya. Alangkah lucunya jika masyarakat sengsara didalam negeri yang kenal sebagai “Tanah Syurga”.
Momentum tahun baru Hijriah ini bisa menjadi batu pijakan pemerintah untuk melangkah. Indonesia bisa menjadi yang terdepan didunia pendidikan. Subsidi di bidang pendidikan merupakan investasi jangka panjang pemerintah untuk menjadikan bangsa yang bermartabat. Kelak pada tahun 2020 diharapkan adanya “gebrakan” yang spektakuler dibidang pendidikan. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sampai perguruan tinggi sepatutnya digratiskan dan para pelajar diberikan gaji, untuk kepentingan cita-cita luhur, pribadi dan keluarga serta masyarakat. Hajat pelajar menerima gaji adalah demi memenuhi kebutuhan konsumsi, akomodasi, dan biaya transportasi serta untuk kebutuhan sehari-hari karena mereka butuh difasilitasi.
Sokongan Pemerintah di bidang pendidikan berupa pemberian anggaran menjadi 20% dari APBN. Kebijakan ini berpengaruh terhadap gratisnya biaya pendidikan mulai dari pendidikan dasar hingga sekolah lanjutan tingkat atas, Selain itu guru-guru yang bersertifikasi diberikan sokongan dana. Program-program tersebut merupakan respon baik pemerintah terhadap aspirasi masyarakat ekonomi kelas bawah yang butuh diperhatikan dan disejahterakan.
Masa depan generasi bengsa yang berkualitas identik dengan terwujudnya generasi yang Islami. Kenyataan itu dapat tersampaikan jika dipersiapkan hari ini. Umat Islam merupakan penghuni dengan jumlah terbesar dinegeri ini. Sokongan pemerintah di bidang pendidikan tersebut tidak lain adalah untuk tercapainya tujuan pendidikan Islam, sebagaimana dikatakan oleh Azra (2008) Tujuan pendidikan Islam dalam konteks sosial-kemasyarakatan, bangsa dan negara adalah pribadi yang bertaqwa menjadi rahmatan li al-alamin, baik dalam skala kecil maupun besar. Tujuan hidup manusia dalam Islam inilah yang dapat disebut juga sebagai tujuan akhir pendidikan Islam.
Semoga di tahun baru nanti pemerintah merevolusi dan mengevaluasi apa yang telah dilakukan dibidang pendidikan. Yakinlah tahun 1441 H ini adalah tahun kebangkitan dan keberuntungan untuk Indonesia, sehingga benar-benar terwujud Indonesia hebat!!!