Kampus Melayu (humas) Bengkalis – Guna membangkitkan kembali semangat generasi muda dalam melestarikan budaya melayu, Sanggar Seni Yong Dollah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Bengkalis gelar Festival Seni Melayu Tingkat Umum se-Riau Tahun 2019. Festival diisi dengan empat jenis perlombaan yakni Nyanyi Solo, Puisi, Teater Melayu, dan Tari Kreasi, Jum’at (22/11/2019).
Acara berlangsung meriah di Aula Alfarabi dan dibuka secara resmi oleh Kabag AUAK STAIN Bengkalis, H. Nasrun Harahap, MA. Turut hadir Wakil Ketua Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, Wira Sugiarto, S.IP,M.Pd.I, Pembina Sanggar Seni Yong Dollah, Syahrul Ramadhan, S.Sos, Ketua dan Sekretaris Prodi, Para dosen, para mahasiswa dan seluruh peserta Festival Seni Melayu. Acara juga dihadiri oleh para dewan hakim dari unsur sastrawan dan budayawan ternama di Bengkalis, diantaranya Oesman, Sutanto, Marzuli Ridwan, Iskandar Zulkarnain, dan Erzansyah.
Pelaksanaan Festival Seni Melayu Tingkat Umum se-Riau tahun 2019 ini merupakan kali kedua yang di taja oleh Sanggar Seni Yong Dollah STAIN Bengkalis. Acara akan berlangsung selama dua hari tepatnya tanggal 22-23 November 2019. Pada kategori nyanyi solo diikuti sebanyak 18 peserta. Setiap peserta menyanyikan satu lagu wajib dan satu lagu pilihan. Adapun pilihan lagu wajib yakni Tak Seindah Wajah dari SM. Salim, Pasang Suloh dari Antin Riau, Semalam di Bandar Serai dari Ida Wati dan Siti Payung dari Sri Agaty. Sementara lagu pilihan yakni Semalam di Malaysia dari Victor Hutabarat, Masak Kopi dari Oesman, Datin Suri Perdana dari Iyeth Bustami dan Kaparinyo dari Siti Nurhaliza. Peserta tidak dibenarkan membaca lirik.
Pada kategori puisi diikuti sebanyak 14 peserta. Setiap peserta diwajibkan menulis dan membaca satu karya puisi dengan tema “Pekik Anak Pulau”. Pada kategori Teater diikuti sebanyak 3 grup. Setiap grup menampilkan pemetasan dengan aliran “Melayu” tanpa mengandung unsur sara, pornografi, profokasi, maupun konstruksi yang kuat, dengan durasi minimal 30 menit dan maksimal 60 menit. Sementara itu kategori tari kreasi diikuti sebanyak 6 grup. Setiap grup maksimal terdiri dari 10 orang dengan waktu penyajian 15 menit. Garapan tari berpijak pada tradisi budaya melayu.
Pembina Sanggar Seni Yong Dollah, Syahrul Ramadhan menerangkan bahwa kegiatan ini sebagai upaya menumbuhkan kembali rasa cinta terhadap budaya-budaya melayu di tengah kekhawatiran terhadap fenomena (segelintir) generasi muda melayu yang kehilangan dan tidak memahami identitas budaya dengan baik dikarenakan gerusan budaya-budaya luar yang mempengaruhi generasi muda saat ini.
“Eksistensi sanggar seni yong dollah STAIN Bengkalis semoga bisa bermanfaat bagi seluruh kalangan masyarakat. Pelaksanaan Festival Seni Melayu Tingkat Umum se-Riau semoga berjalan lancar sesuai yang diharapkan. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh panitia, dewan hakim, dan peserta yang turut mensukseskan acara ini, yang salah satunya datang dari Kabupaten Kepulauan Meranti.” Ungkap Syahrul.
Sementara itu, Kabag AUAK, H. Nasrun Harahap, MA saat membuka acara secara resmi berikan apresiasi atas terselenggaranya Festival Seni Melayu se-Riau yang di taja oleh Sanggar Seni Yong Dollah. Beliau menuturkan bahwa kegiatan ini selaras dengan visi STAIN Bengkalis yakni unggul dalam pengembangan ilmu-ilmu Keislaman dan Kemelayuan. Sebagaimana melayu yang identik dengan Islam, dan Islam yang tidak bisa dilepaskan dengan adab.
Lebih lanjut Nasrun menerangkan bahwa STAIN Bengkalis senantiasa akan mendukung segala bentuk kreativitas mahasiswa yang dituangkan dalam bentuk kegiatan-kegiatan positif seperti ini dan berharap kepada seluruh mahasiswa agar senantiasa menjaga dan menjunjung tinggi nilai-nilai budaya melayu dalam kehidupan sehari-hari.