Kampus Melayu (humas) Bengkalis – Sempena Hari Ulang Tahun Kota Bengkalis yang ke-507, Kampus Melayu STAIN Bengkalis ikut meriahkan pawai budaya yang ditaja oleh pemerintah Kabupaten Bengkalis, Senin (29/07/2019).
Acara pawai budaya dipusatkan di lapangan tugu, Jalan Jendral Sudirman, Kecamatan Bengkalis, dan secara resmi dilepas oleh Bupati Bengkalis yang diwakili Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan, H. Heri Indra Putra.
Pawai diikuti sebanyak 9 suku dan paguyuban (Jawa, Minang, Sunda, Aceh, Batak, Asli, Tiong Hoa, Bugis dan NTB) dengan menggunakan pakaian adat lengkap. Selain itu, Karnaval Budaya Pesona Negeri Junjungan juga diikuti oleh perwakilan instansi pemerintah, perangkat desa, guru, Lembaga Adat Melayu Riau Bengkalis dan utusan sejumlah sekolah mulai dari TK, SD, SMP, SMA hingga ke perguruan tinggi salah satunya Kampus Melayu STAIN Bengkalis.
Koordinator pawai dari Kampus Melayu STAIN Bengkalis yang dikomandoi oleh Rahmad, S.Pd.I, mengapresiasi kegiatan pawai budaya pada sempena Hari Jadi ke 507 Bengkalis ini.
“Kampus melayu STAIN Bengkalis turut hadir menyemarakkan pawai budaya HUT 507 Kota Bengkalis dengan mengirim mahasiswa untuk ikut serta dalam kegiatan ini. STAIN Bengkalis hadir dengan menampilkan ragam mata pencaharian utama masyarakat Bengkalis lengkap dengan kostum dan properti pendukung, seperti barisan petani kebun, barisan guru, barisan PNS, barisan honorer, barisan penebas semak, barisan dokter, barisan nelayan, barisan pedagang sayur, barisan buruh, dan lainnya.” Ungkap Rahmad.
Sementara itu, H. Heri Indra Putra, Asisten Perekononian dan Pembangunan Kabupaten Bengkalis saat melepaskan Pawai Karnaval Budaya Pesona Negeri Junjungan menghimbau kepada seluruh peserta dan masyarakat Kabupaten Bengkalis yang tak terbilang suku dan keyakinan, agar selalu menjaga kekompakan dan kebersamaan dalam mengikuti Karnaval Budaya Pesona Negeri Junjungan.
“Kita harapkan Kabupaten Bengkalis menjadi lebih berwarna, lebih indah dan semakin maju karena keragaman budaya sehingga menimbulkan semangat semua komponen untuk terlibat membangun Negeri Junjungan secara bersama,” kata H Heri.
Heri juga menambahkan, unsur kebudayaan daerah yang merupakan bagian dari kebudayaan nasional harus dilestarikan dan dikembangkan di tengah perubahan global yang pesat yang bisa mengancam identitas bangsa dan negara.