Kampus Melayu (humas) Bengkalis – Bertempat di Aula Alfarabi, Organisasi Kemahasiswaan Sanggar Seni Yong Dollah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Bengkalis gelar Seminar Teater Melayu dengan tema “Sejarah Tantangan Masa Depan dan Nilai Melayu”, Rabu (20/11/2019).
Seminar dibuka secara resmi oleh Ketua STAIN Bengkalis, Prof. Dr. H. Samsul Nizar, M.Ag dengan menghadirkan dua narasumber pakar dan profesionalisme, Reza Pahlevi dan Amrizal, M.Ag. Seminar Teater Melayu turut dihadiri oleh Wakil Ketua Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, Wira Sugiarto, S.IP, M.Pd.I, Ketua dan Sekretaris Jurusan, Ketua dan Sekretaris Prodi, para dosen, Pembina Sanggar Seni Yong Dollah, dan mahasiswa mahasiswi perwakilan setiap ormawa di STAIN Bengkalis yang menjadi peserta dalam seminar tersebut.
Pembina Sanggar Seni Yong Dollah, Syahrul Ramadhan menerangkan bahwa kegiatan Seminar Teater Melayu dilatar belakangi oleh kekhawatiran terhadap fenomena (segelintir) generasi muda melayu yang kehilangan dan tidak memahami identitas budaya dengan baik dikarenakan gerusan budaya-budaya luar yang mempengaruhi generasi muda saat ini.
“Kegiatan ini sebagai upaya untuk membangun kembali identitas anak melayu khususnya bagi seluruh mahasiswa STAIN Bengkalis sebagai kampus yang konsisten pertahankan budaya melayu. Melalui kegiatan ini juga akan dibahas tentang cara pembuatan naskah teater Melayu sehingga tidak menyalahi aturan-aturan dari nilai kemelayuan itu sendiri.” Ungkap Syahrul.
Ketua STAIN Bengkalis, Prof. Dr. H. Samsul Nizar, M.Ag saat membuka acara secara resmi sampaikan apresiasi atas terselenggaranya berbagai kegiatan kemahasiswaan yang terlaksana secara rutin guna menambah wawasan dan keilmuan.
“Ide penamaan organisasi ini lahir dari eksistensi Yong Dollah yang lekat dengan budaya Melayu. Tidak hanya bergerak di wilayah budaya saja, namun kehadiran sanggar seni Yong Dollah STAIN Bengkalis diharap mampu melestarikan dan menterjemahkan makna yang terkandung dalam budaya Melayu yang sarat nilai. Kelak yang kita harapkan di tengah berbagai pergeseran budaya melayu yang terjadi, orang-orang jika hendak belajar budaya dan nilai-nilai budaya melayu, mereka datang ke STAIN Bengkalis sebagai tempat rujukan. Tentunya, pelestarian dan makna budaya Melayu memerlukan penjagaan bersama seluruh lapisan masyarakat, terutama LAM Riau, sejak tingkat kecamatan, kabupaten/kota dan propinsi”. Ungkap Prof. Samsul.
Selain itu, beliau juga berharap kepada mahasiswa STAIN Bengkalis untuk senantiasa menjaga dan menjunjung tinggi nilai-nilai budaya melayu sehingga budaya melayu lebih dikenal secara luas.
Diakhir acara pembukaan Seminar Teater Melayu, Ketua STAIN Bengkalis didampingi oleh Wakil Ketua Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama berikan sertifikat penghargaan kepada kedua narasumber. Acara kemudian dilanjutkan dengan foto bersama sebelum acara inti dimulai.