Kampus Melayu (humas) Bengkulu – Bertempat di Gedung Pascasarjana IAIN Bengkulu, Wakil Ketua Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Bengkalis menjadi pembicara Filosofi, Target dan Evaluasi KKN Nusantara, Kamis (29/08/2019).
Ditujukan bagi seluruh mahasiswa peserta KKN Nusantara dan perwakilan KKN Regional IAIN Bengkulu, pihak kampus hadirkan tiga orang narasumber yakni Prof. Sirajuddin yang merupakan Rektor IAIN Bengkulu, Dr. Syamsuddin Wakil Rektor IAIN Bengkulu, dan Wira Sugiarto, S.IP, M.Pd.I, Wakil Ketua III STAIN Bengkalis.Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Dr. Musmulyadi sebagai Kepala LPPM IAIN Bengkulu, Dosen Pembimbing dan panitia pelaksana KKN Nusantara IAIN Bengkulu.
Pada pemaparan materinya, Prof. Sirajuddin yang merupakan Rektor IAIN Bengkulu menjelaskan bahwa mahasiswa peserta KKN Nusantara harus bisa mengambil pelajaran yang baik guna melihat Indonesia secara utuh. Sembari beliau menjelaskan maksud dari Islam Nusantara, bagaimana Islam dan budaya saling menguatkan, dan beliau juga akan coba menjalin kerjasama dalam hal pertukaran dosen dari masing-masing PTKIN.
Sementara itu, Dr. Syamsuddin sebagai Wakil Rektor menjelaskan tentang konsep kementerian agama tentang moderasi beragama yang diterjemahkan dalam bentuk kegiatan KKN Nusantara yang In Sha Allah setiap tahun kerjasama dengan STAIN Bengkalis terus dilakukan dan akan ditambah dengan penelitian.
Narasumber ketiga, Wira Sugiarto, S.IP, M.Pd.I, Wakil Ketua III STAIN Bengkalis yang juga sebagai dosen tetap Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI) menjelaskan filosofi awal bagaimana konsep KKN Nusantara dilaksanakan yang sudah berjalan 3 tahun agar mahasiswa bisa menambah khazanah keilmuan lewat pengalaman nyata yang langsung dirasakan mahasiswa mulai dari kondisi sosial kemasyarakatan, karakter, budaya dan juga ritual-ritual keagamaan yang menarik untuk dipelajari dan dipahami secara kontekstual.
Wira juga menambahkan, memahami konsep Islam Nusantara dan moderasi beragama yang di sampaikan Prof. Sirajuddin dengan contoh sangat sederhana seperti yang dirasakan mahasiswa KKN Nusantara dari Bengkulu, Jember, Palangkaraya dan Purwokerto yakni khitanan, khitanannya Islam, kendurinya Nusantara, dan itu harus dirawat. Wira mengharapkan alumni KKN Nusantara harus menjadi pelopor dalam memberikan pemahaman yang utuh bagaimana Indonesia ini dari dulu sampai sekarang yang harus dijaga.
Selain materi dari ketiga narasumber, kegiatan juga diisi dengan testimoni dari mahasiswa KKN Nusantara ketika mereka ditempatkan sekitar 2 bulan dilokasi KKN, salah satunya Osin peserta KKN Nusantara dari Bengkulu yang ditempatkan di Desa Kadur, Kecamatan Rupat Utara yang sangat berkesan dengan keramahan masyarakat Melayu, terbuka, yang anak-anak kecilnya sudah pada pintar mengaji.
“Kami banyak belajar disana, rasanya belum mau pulang, tapi karena waktu dan kami harus melanjutkan studi, kami bertekad sewaktu waktu nanti kami akan datang jalan kembali ke Bengkalis dan keRupat Utara.”
Begitu juga dengan mahasiswa STAIN Bengkalis yang ditempatkan di Bengkulu Selatan di desa Padang Mumpo, Kecamatan Pino Raya, yang masyarakatnya sangat ramah dan peduli, dan para mahasiswa peserta KKN benar-benar diperhatikan.