Oleh : Samsul Nizar (Guru Besar dan Ketua STAIN Bengkalis)
Eksistensi media jurnalistik tak bisa dipandang sebelah mata. Kehadirannya kadangkala bagai sebilah pisau (seyogyanya bermata ganda) dalam membuka mata, bagai suluh di malam nan gelap gulita, sekaligus kadang kursi singgahsana yang mampu mengorbitkan seseorang. Secara historis, media jurnalistik telah memberikan kontribusi cukup besar dalam melakukan transformasi informasi, baik informasi peristiwa terkini maupun ilmu pengetahuan. Perannya secara konsisten mampu dipertahankan sejak era manual sampai elektronik.
Seiring perkembangan zaman, media jurnalistik mengalami kemajuan yang demikian dinamis. Informasi yang dikemas demikian bervariasi, sesuai segmen pasar yang dituju. Variasi yang dimiliki sebuah media informasi memperlihatkan arah, warna, karakteristik, dan tujuan sebuah media. Masyarakat yang cerdas, akan memilih media informasi yang mencerdaskan, bukan media yang menimbulkan kebencian.
Seakan tak pernah kekeringan air informasi tersaji. Melalui media informasi, dunia seakan begitu kecil dan interaksi informasi manusia demikian mudah diketahui, meski di wilayah yang tak terjangkau.
Di antara sedemikian banyak media informasi tersebut adalah Harian Riau Pos. Dengan berbagai dinamikanya, RP masih mampu eksis dengan warna informatif dan mencerdaskan. Meski kolom opini terbatas hanya tiga kali dalam seminggu, namun ketersediaan kolom ini memberi ruang bagi penulis memberikan telaahan opini terhadap berbagai peristiwa yang ada.
Di tengah gerusan media on line yang low budget, RP mampu bertahan dengan secara konsisten. Namun, RP perlu memiliki warna tersendiri yang perlu dijaga agar tak tergerus oleh hadirnya media on line yang tumbuh bagai jamur di musim penghujan.
Warna dan konsistensi profesional yang harus dimiliki dan diperjuangkan oleh RP paling tidak pada beberapa aspek, yaitu :
Pertama, obyektif dalam pemberitaan, bijak dalam menyajikan informasi dengan melakukan telaah berimbang sebelum dimuat, serta mengedepankan info yang cerdas dan bertanggungjawab. Pemberitaan harus mengedepankan good news is good news, bukan semata mengedepankan rating dengan menyajikan good news is bad news. Sebab, masyarakat akan lebih tertarik membaca info negatif ketimbang info positif. Dengan mengedepankan good news is good news, RP akan tampil merubah mindset masyarakat yang berperadaban tinggi (high culture), bukan masyarakat berperadaban rendah dengan
mengedepankan informasi isu SARA, hoax, fitnah, dan sejenisnya
Kedua, memberi ruang kajian ilmiah untuk mencerdaskan. Kajiannya bersifat universal tanpa bersinggungan dengan persoalan atau isu yang konfrontatif. Melakukan kritik konstruktif dengan menawarkan jalan keluar alternatif tanpa mengedepankan kebenaran tunggal. Ketiga, mengedepankan profesionalitas pencari informasi yang bertanggungjawab secara vertikal dan horizontal.
Semoga, di HUT Harian Riau Pos tahun 2020, menjadikan media RP sebagai sumber informasi yang terdepan, terpercaya, obyektif, inovatif, dan mencerdaskan. Wa Allahua’lam bi al-Shawwab….
Tulisan ini terbit di harian Riau Pos tanggal 17 Januari 2020