STAIN Bengkalis (humas) Bengkalis – Berikan pemahaman tentang keagamaan dan kebudayaan, Lembaga Kegamaan dan Kebudayaan Kampus (LK3) STAIN Bengkalis gelar Seminar Keagamaan dan Kebudayaan dengan tema : Mengedukasikan Generasi Muda dalam Menyelaraskan Agama dan Budaya dengan Porsi yang tepat, Sabtu (18/11/2023).
Seminar dibuka secara resmi oleh Ketua STAIN Bengkalis melalui Wakil Ketua Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, Wira Sugiarto, S.IP., M.Pd.I yang didampingi oleh Ketua Jurusan Syariah dan Ekonomi Islam, Wan Muhammad Fariq, Lc., M. Pd, Pembina LK3 STAIN Bengkalis, Muhammad Aji Purwanto, MH, para dosen, ketua Ormawa para mahasiswa STAIN Bengkalis.
Seminar ini berlangsung di Aula Kantor Camat Bengkalis dan mendatangkan dua narasumber yakni Ketua MUI Kabupaten Bengkalis H. Amrizal, M. Ag dan Ketua DPH LAMR Kabupaten Bengkalis Datuk H. Sofyan Said, SH.
Pembina LK3 STAIN Bengkalis, Muhammad Aji Purwanto dalam sambutannya mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mensukseskan kegiatan ini dan mengatakan bahwa saat ini sangat penting untuk bisa memahami dan meyelaraskan porsi agama dan budaya dengan tepat.
“Semoga acara ini bisa menjadi pemantik dan pemicu bagi mahasiswa untuk belajar memahami secara mendalam terkait ilmu agama dan budaya daerah nya. Karena selain memperkaya pengetahuan, keberadaan ilmu sangat penting bagi kita semua.” Tuturnya.
Mewakili ketua STAIN Bengkalis, Wira Sugiarto dalam sambutannya mengucapkan selamat dan tahniah atas terselenggaranya kegiatan seminar keagamaan dan Kebudayaan yang diselenggarakan oleh LK3 STAIN Bengkalis dan terima kasih kepada para narasumber yang akan berbagi ilmunya kepada mahasiswa STAIN Bengkalis.
“Indonesia menjadi negara yang memiliki kebudayaan yang beragam dan melekat di tengah masyarakat. Kegiatan ini cukup penting untuk diikuti dengan baik, agar kita bisa menyelaraskan agama dan budaya dalam kehidupan sehari-hari dengan tepat.” Ungkapnya.
Selain itu, Wira juga berpesan kepada seluruh peserta yang hadir agar senantiasa menjaga kebudayaan yang ada sebagai bentuk pelestarian terhadap nilai-nilai kebudayaan, karena sebagai generasi mudalah yang menjadi benteng dalam menjaga agama dan kebudayaan itu sendiri.