STAIN Bengkalis (humas) Bengkalis – Sejumlah mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Bengkalis yang tergabung dalam kelompok KKN Desa Penebal menggelar Seminar Peran Serta Mangrove Terhadap Masyarakat Pesisir dan Praktek Pengolahan HHBK (Hasil Hutan Bukan Kayu) Mangrove sebagai Ketahanan Pangan Produk Inovasi Desa, Kamis (10/08/2023).
Kegaiatan berlangsung di Balai Desa Penebal dan dihadiri oleh Kepala Desa Penebal beserta perangkat desa, Mahasiswa KKN STAIN Bengkalis, Kelompok PKK, Bumdes, Kelompok UMKM Desa, kelompok mangrove dan tokoh masyarakat.
Mewakili rekannya, Rahmat dalam sambutannya mengucapkan terimakasih kepada kawan-kawan KKN yang sudah berkerja keras untuk mempersiapkan seminar dan praktek pengolahan buah mangrove menjadi tepung dan berharap kegiatan ini dapat memberikan manfaat kepada masyarakat Desa Penebal.
“Semoga kegiatan ini bisa bermanfaat dan dapat menjadi wawasan tambahan bagi masyarakat tentang mangrove. Karena pada dasarnya hasil hutan itu bukan hanya kayu, tetapi buahnya juga bisa dimanfaatkan. Selanjutnya, kami juga berharap semoga kegiatan ini bermanfaat tentunya bagi masyarakat Desa Penebal untuk menjadi produk inovasi unggul dalam menambah bahan produksi”. Ungkapnya.
Saat membuka seminar secara resmi, Kepala Desa Penebal, Muhammad Saimin menyampaikan ucapan terima kasih serta apresiasi atas kegiatan yang ditaja oleh Mahasiswa KKN Desa Penebal ini.
“Desa Penebal merupakan salah satu kawasan mangrove terluas di Kecamatan Bengkalis, semoga dengan seminar dan praktik pengolahan mangrove ini masyarakat dapat menambah wawasan lebih tentang mangrove. Karena secara umum pengetahuan sekarang, mangrove hanya bisa dimanfaatkan kayunya saja, tapi lewat seminar ini ternyata buah mangrove juga bisa dijadikan inovasi seperti tepung, ini sangat bermanfaat tentunya bagi masyarakat dalam mengelola hutan mangrove dengan baik,” Ungkapnya.
Sementara itu, Muhammad Iskandar dari Perkumpulan Keslimasy sebagai narasumber dalam kegiatan tersebut mengatakan bahwa Mangrove memiliki peran penting terhadap masyarakat pesisir baik dari ekologi maupun sosial ekonomi.
“Masyarakat di pesisir Bengkalis sejak dulu memanfaatkan mangrove dan biota yang ada sebagai mata pencarian ekonomi alternative. Melestarikan mangrove juga sangat penting untuk mencegah perubahan iklim. Pembuatan tepung dari mangrove adalah langkah inovasi ekonomi alternatif masyarakat dan inovasi produk mangrove.” Tegas beliau pada saat penyampaian materi seminar.
Setelah penyampaian materi seminar dan tanya jawab kegiatan selanjutnya praktek pembuatan tepung mangrove dari propagul bruguiera gimnorhiza yang diikuti oleh seluruh peserta seminar.