Oleh : Saifunnajar (Dosen STAIN Bengkalis)
Perkara hasad atau dengki umumnya berkonotasi kepada hal yang negatif atau dilarang. Namun ada dua perkara yang dibolehkan dalam Islam sebagaimana riwayat dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah SAW. bersabda: “Tidak diperbolehkan hasad atau dengki kecuali pada dua perkara, yaitu; Seseorang yang telah diajari Al Qur`an oleh Allah, sehingga ia membacanya di pertengahan malam dan siang, sampai tetangga yang mendengarnya berkata, ‘Duh.., sekiranya aku diberikan sebagaimana apa yang diberikan kepada si Fulan, niscaya aku akan melakukan apa yang dilakukannya.’ Kemudian seseorang diberi karunia harta oleh Allah, sehingga ia dapat membelanjakannya pada kebenaran, lalu orang pun berkata, ‘Seandainya aku diberi karunia sebagaimana si Fulan, maka niscaya aku akan melakukan sebagaimana yang dilakukannya”.H.R.Bukhari dari Abu Hurairah. (Lihat juga Sirajul Munir fi Tartibi Hadits shahih al-Jami’ al-Shaghir, al-Hafizh Jalaluddin al-Sayuthi, Juz.2, hal.751)
Melihat pengertian redaksi hadits ini, bahwa memiliki kemampuan terhadap Al-Qur’an merupakan karunia Allah yang luar biasa, tidak semua orang diberi Allah. Bersyukur lah kepada Allah bagi siapapun yang telah Allah beri kemampuan menghafalnya, Juz ke 30, 1 juz, 5 Juz, 10 Juz, 20 Juz, dan bahkan hafal 30 juz. Bahkan ada yang menguasai tafsirnya; Tafsir Jalalain, atau kitab tafsir lainnya. Bahkan pula ada yang mampu membaca dengan suara merdu, dengan tingkat tangga nada lagu yang masyhur. Bahkan ada lagi dengan disertai kemampuan mendakwahkan isi kandungannya, disampaikan dengan menyentuh hati audiensnya. Bukan dengan cara mengagitasi dan menggurui. Subhanallah, Mahasuci, dan Maha besar Allah memberikan karunia-Nya orang yang Dia kehendaki. Betapa tidak hasad atau iri kita kepada orang diberi seperti ini.
Saya pernah berteman dengan seseorang baru tamad dan berijazah MTs namun kemampuan Al-Qur’an sudah mewakili MTQ tingkat nasional. Allah berikan kemudahan menjadi PNS baginya. Saya minta rekam bacaan Alquran nya, waktu itu masih pakai kaset. Itulah yang selalu saya dengar bacaan Alqu’ran, semoga ini bukti dengki kita kepada orang keren membaca Al-Qur’an.
Saya punya guru di Madrasah waktu kecil yang mampu mengajarkan kurikulum pondok; mulai Fikih, matan taqrib, Fathul qarib, I’anah, tafsir Al-Qur’an Jalalain, Hadits Arbain dan Riyadu Ahs-shalihin. Hanya memiliki ijazah SD, lalu diberi Allah kemudahan ujian mengambil ijazah PGA 4 tahun dan PGA 6 Tahun, kemudian PNS di angkat guru agama SD di kampung kami. Waktu saya mulai diangkat PNS, bertemu lagi guru saya ini, saya katakan bahwa saya sangat kuat dan semangat bertugas karena ada bapak di negeri ini. Dia bertanya kenapa ?. Saya berikan jawaban bahwa kalau ada orang bertanya kepada saya tentang agama nanti waktu saya menjalankan tugas, lalu saya tidak mampu menjawab, maka bapaklah tempat saya bertanya. Dia pun tertawa. Dialah guru yang punya ilmu “tersuruk”(istilah bahasa Minang untuk mengatakan hal tersembunyi). Banyak orang di kampung kami dulu tidak mengetahui bahwa dia sarat ilmu. Memang dia suka tawadhu’.
Demikian juga sering kita temukan orang kaya yang dermawan. Mereka belanjakan kepada berbagai kebaikan. Mereka membantu keluarga atau keperluan masyarakat dengan menyumbangkannya pada pembangun rumah ibadah mushalla, masjid dan sebagainya. Betapa kita tidak iri sementara kita belum punya kemampuan seperti yang mereka lakukan. Mengingat besarnya pahala yang mengalir berketerusan sebagai amal jariyah pembantu kita kelak kemudian hari.
Wallahu ‘Aklam bi Showab.