Oleh : Saifunnajar (Dosen STAIN Bengkalis)
Tidak diduga di pagi hari ini saya dapat keberkahan, bangun pagi buka hp, ada chat wa ucapan salam dari sahabat Ustadz H. Nur Muhammad. Warga Negara Malaysia bermukim di Kuala Lumpur. Rupanya sedang di Pekanbaru. Kebetulan hari Minggu, ada car free day, saya mengajaknya sarapan pagi di kedai kopi Berkah 3 jalan Paus Pekanbaru. Sambil menikmati “Sop ayam kampung serta kue”. Kami sempat bernostalgia masa lalu dan saling bertukar info aktifitas masing hingga sekarang karena sudah cukup lama tidak bertemu. Saya harus berterima banyak sama pak Ustadz Nu karena telah banyak memberikan bantuan kepada saya. Tahun 2005 waktu saya pernah kuliah S3 (tidak selesai) di UUM Kedah, waktu itu kerjasama dengan UIR, sering mampir di rumahnya di Kuala Lumpur, saya pernah dibawa undangan mendoa memperingati hari besar islam ke rumah sahabatnya di Kuala Lumpur. Di sana saya paham cara orang Malaysia membesarkan hari Besar Islam, sangkin banyaknya tamu, kami di sambut dengan Golf Carts menuju lokasi acara. Saya tidak sempat diminta baca doa pada kesempatan ini. Biasanya ustadz Nur kalau bawa teman, beliau berbagi tugas, sebagai pemimpin tahlilan, dan sebagai pemimpin doa. Menunjukan kebersamaan beliau.
Saat saya bertugas haji tahun 2007 dan tahun 2012. Ustadz Nur menyempatkan mengunjungi hotel kami di Mekah, mau berbagi memberikan hadiah sajadah sholat kepada jamaah kloter kami sebagai kenangan, saya tidak menduga ustadz membelikan sajadah yang berkualitas kepada para jamaah yang ada di penginapan, jamaah sangat senang atas kehadiran beliau. Ustadz Nur memang selalu menjadi petugas jamaah haji dari Malaysia. Menurut beliau tugas itu sudah dilakukannya sejak tahun 2006 hingga sekarang. Jamaah yang beliau bawa biasanya adalah para pejabat atau anak pejabat kerajaan, tempat penginapan selalu di tower zam zam. Tahun kemaren Ustadz Nur membawa istrinya dan ibu mertuanya berhaji.
Ustadz Nur juga mengundang saya ke rumah barunya di KL. Saya jelaskan bahwa saya sekarang masih punya tugas satu tahun setengah lagi sebagai dosen STAIN Bengkalis, sesudah itu saya purna tugas alias pensiun. Sudah tu bolehlah pergi dekat Malaysia.
Pokoknya banyak kenangan sama ustadz Nur. Di musim Covid berlangsung, beliau selalu memimpin doa dan tahililan yang diselenggarakan secara zoom, biasanya di malam Jum’at dan diikuti oleh pemuka masyarakat KL dari kaum bapak dan ibu yang cukup banyak jumlahnya, dan saya selalu mengikuti kegiatan itu. Beliau selalu menyisipkan nama kami dan keluarga mendoakan agar terjauh dari bahaya Covid.
Dalam Islam, jiwa penolong antara sesama, dan memberi impati kepada orang sekitar atau siapa saja adalah merupakan rasa syukur kepada Allah SWT dan memiliki banyak berkah. Berkah yang dimaksud adalah berupa pertolongan Allah kembali kepada pelakunya dalam bentuk kebaikan di dunia dan di akhirat. Kebaikan dunia terlihat pada usaha yang dilakukan selalu lancar dan menyenangkan serta produktif bagi pemiliknya. Kebaikan akhiratnya tentunya kenikmatan yang luar biasa serta abadi yang tidak terjangkau oleh fikiran, tidak pula pernah dilihat oleh mata hati.
“Maka tidak seorangpun mengetahui rahasia Allah berupa apa saja kesenangan yang mereka peroleh dari kebaikan, sebagai balasan atas kebaikan itu”.(QS.As-Sajadah: 17 )
Benarlah Firman-Nya :
“Ingatlah Tuhanmu telah memaklumkan, jika kamu mensyukuri nikmatku, sungguh akan aku tambahkan bagimu, jika kamu ingkari, maka sungguh azabku sangat pedih”.(QS.Ibrahim:7).
Saya sangat terinspirasi dengan keteladanan beliau, ketika beroleh kenikmatan, dan kelebihan rezki. Kelebihan itu beliau berikan sebagiannya untuk mengangkat keluarga, serta orang-orang yang ada di kampunya dalam kesusahan.
Semoga Allah SWT meridhoi usaha beliau.
Allahu ‘Aklam bi Showab