Oleh: Jarir
Pertemuan pembahasan review kurikulum STAIN Bengkalis tak cukup satu dua kali pertemuan, diperlukan perenungan di program studi dengan Sekpodi, Kaprodi, Kajur dan Wakil Ketua, bahkan harus konsultasi dengan asosiasi dan alumni dan pengguna (stakholer). “Lumayan bagus bentuk tawaran kurikulumnya ini,” ujar guru besar yang rendah hati ini pada Pembahaan Review Kurikulim lanjutan, Kamis (8/8/2024) di lantai III Gedung ISBN STAIN Bengkalis.
Sebenarnya kalangan dosen, termasuk saya sendiri, merasa kurang percaya diri, tetapi begitu naskah draf kurikulum yang dibuat dibaca dan dibahas Prof Suyadi dengan tanggapan yang “mengapreasi”, kami (para dosen) pun merasa pede. Ada beberapa draf program studi yang belum sempurna, tetapi dia mengapresisinya dengan narasi yang tidak menghakimi. “Naskah prodi manajemen dakwah ini perlu ngopi dulu,” ujarnya mengomentari karena belum sempurna, tetapi dia tetap juga mengapresiasi kerje perenungan dosen dalam penyusunan draf kurikulum tersebut.
Ia mengomentari beberapa poin yang sederhana, misalnya cover halaman, yang selama ini kita anggap biasa, dia menyarahkan alangkah indahnya jika diperbaiki nuansa melayu. Ia sangat detail menilai naskah kurikulum, bahkan koper pun dikomentarinya.
“Kadang kita lupa, sebaiknay diawal=awal buat tim penyusunnya, mulai dari Ketua Stain, Wakil Ketua, Kajur, P2M. Ketua tim Kaprodi, berikutnya masukkan daftar anggota tim. Masukkan stakeholder, asosiasi, pakar kurikulum (misalnya sendiri Prof Suyadi, jangan lupa masukkan di dalamnya). Masuk perguruan tinggi luar negeri, misalnya Prof Gamal sebagai nara sumber pendahuluan pembahasan kurikulum, agar memenuhi syarat unggul,” paparnya.
Dia juga mengingatkan bahwa landasan yuridis pembuatan kurikulum ini dimulai dari urutan yang nasional dulu, terakhir yang internal Stain Bengkalis, yakni SK pembahasan Kurikulum BMKM di Bengkalis. Demikian juga pencantuman Visi Misi diawali dari visi misi tujuan dan sasaran Stain Bengkalis kemudian turun ke visi misi jurusan dan prodi atau visi keilmuan.
Ia mengingatkan visi ilmu harus ada kekhasan, misalnya terkait keilmuan manajemen mutu, maka perlu kekhasan; ilmu manajemen pendidikan Islam berbasis budaya Melayu). Ia menyarahkan strategi pencapaian cantumkan tahunnya. Misalnya di penelitian tahun 2025, jurnal Sinta 2 sekian persen, tahun berikutnya sekian persen, demikian juga pengabdian mengarah ke internasional secara bertahap. CPL tidak perlu menguraikan pemisahan kognitif, afektif dan psikomotor, tetapi untuk kurikulum yang maju tidak ada lagi istilah pemisahan. CP untuk S1 sebaiknya di bawah 15. Ini untuk menunjukkan bahwa kurikulum update. body knowledge, bisa mengolah yang digunakan asosiasi, tapi harus dijelaskan bahwa body knolege tersebut merujuk/ mengutip asosiasi, akan lebih bagus dimasukkan distinsi kemelayuan itu dimasukkan dalam body knowledge. Perlu diingat, bahwa munculnya mata kuliah berasal dari perpaduan CP dan bahan kajian.
Prof Suyadi juga menjelaskan bahwa pembentukan mata kuliah dan bobot SKS, disesuaikan dengan urutan, jika terjadi perdebatan dengan asesor suatu hari nanti, Prof Suyadi langsung mengingatkan kalangan dosen yang ikut pelatihan ini. “Sebutkan bahwa rumusan ini berdasarkan nara sumber. Makanya dibuat pernyataan “bahwa kurikulum yang dibuat sudah di verifikasi Prof..” ujarnya mengingatkan agar usai pelatihan buat penyataan bahwa kurikulum ini sudah diverifikasi oleh nara sumbernya.
Ia juga menyarankah agar daftar tabel mata kuliah dirapikan oleh tim layout sehingga terlihat rapi dan indah. Sebaiknya tabel mata kuliah tidak terlalu panjang.
Prof Suyadi juga menyarankan, sebaiknya dikurangi mata kuliah yang bobotnya 2 SKS, sebab MBKM tidak banyak mata kuliahnya. Pembobotan sebaiknya 3 dan 4 SKS. Yang penting setiap mata kuliah ada luarannya, bentuk jurnal, buku, hak cipta, sebab ini sangat penting untuk akreditasi. Dalam membuat makalah, sebaiknya mahasiswa mengutip/ sitasi jurnal dosennya. Harus multi efek. Setiap semester mata kuliah harus ada luarannya.
Ia juga menjelaskan bahwa praktik bukan berarti praktikum di Labor, tapi bisa praktik membuat karya ilmiah. Pembahasan berlanjut pada pembahasan lainnya, dan satu-satu draf kurikulim dibahas, dan semua merasa senang ditegur sapa oleh Prof Suyadi.
Mendengarkan pemaparan dari Prof Suyadi melalui Zoom, kalangan dosen merasa seakan-akan pertemuan langsung (luring), bukan daring. Ia pun berpesan, jika ada dosen yang ingin langsung konsultasi online melalui WA dia bersedia kapan pun. Terimakasi Prof Suyadi, semoga ilmunya berkah.