STAIN Bengkalis (humas) Bengkalis – Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Bengkalis, Dr. H. Abu Anwar, M.Ag hadir dalam pembukaan Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS) ke-23 yang digelar di Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo, Semarang, Jawa Tengah, Kamis Malam (01/02/2024).
Selain Ketua, turut hadir Wakil Ketua II STAIN Bengkalis, H. Nasrun Harahap, MA dan Kabag AUAK, Edi Purnomo, MA.
AICIS 2024 dibuka secara resmi oleh Wakil Menteri Agama (Wamenag) RI Saiful Rahmat Dasuki. Wamenag menilai AICIS 2024 menjadi forum strategis medefinisikan peran agama dalam menghadapi berbagai situasi global saat ini.
“Kami berharap bahwa AICIS memberikan wawasan berharga tentang bagaimana kita meredefinisikan peran agama menghadapi krisis kemanusiaan. Dan bagaimana kita dapat bergerak maju menuju dunia yang lebih damai, adil, menghormati atas manusia untuk semua, ” Ungkap Wamenag.
Sementara itu, Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama, Prof. Dr. Muhammad Ali Rhamdani mengungkapkan harapannya agar AICIS dapat menghasilkan kesepakatan bersama untuk mengatasi permasalahan kemanusiaan global.
“AICIS bukan hanya sebagai forum akademik yang eksklusif dan teoretik, tetapi sebagai forum akademik yang sekaligus memberikan tawaran solusi berbagai krisis global,” kata sosok yang akrab disapa Kang Dhani ini.
Disela-sela kegiatan berlangsung, kepada Humas STAIN Bengkalis, Ketua, Dr. H. Abu Nawar, M.Ag mengungkapkan bahwa AICIS merupakan perhelatan internasional sekaligus merupakan event kajian Islam di Indonesia yang terbuka dan lebih moderat dalam mengatasi krisis kenanusiaan saat ini.
Perhelatan AICIS 2024 yang mengusung tema “Redefining the Roles of Religion in Addressing Human Crisis: Encountering Peace, Justice, and Human Right Issues” menjadi sangat strategis dilaksanakan untuk merespons krisis kemanusiaan global.
Tema tersebut dilatarbelakangi adanya berbagai krisis yang terjadi diberbagai negara seperti Palestina, pengungsi Rohingnya, Ukraina, dan lain-lain.
“Kita berharap pikiran, tulisan dan kajian-kajian yg dilakukan oleh para akademisi dapat memberikan kontribusi dalam mengatasi problema tersebut.” Demikian ungkap Ketua STAIN Bengkalis.