STAIN Bengkalis (humas) Bengkalis – Masuki hari ke sembilan Ramadan, seluruh Civitas Akademika STAIN Bengkalis kembali mengadakan Sholat Dzuhur Berjamaah dan Kultum (Kuliah Tujuh Menit), Rabu (20/03/2024).
Kultum Ramadhan kali ini disampaikan oleh Ketua Jurusan Tarbiyah dan Keguruan, Wan Muhammad Fariq, Lc, M.Pd. Kegiatan ini dihadiri oleh seluruh unsur pimpinan, tenaga pendidik dan kependidikan.
Dalam kesempatan tersebut, Ketua Juruan Tarbiyah dan Keguruan, Wan Muhammad Fariq, Lc, M.Pd menyampaikan bahwa ibadah puasa adalah ibadah yang Istimewa karena khusus untuk Allah. Alasannya, puasa adalah ibadah yang verifikasinya hanya dapat dilakukan oleh Allah dan orang yang melaksanakannya. Berbeda dengan ibadah lain seperti salat, zakat, dan naik haji, yang dapat dilihat oleh orang lain secara langsung.
Sebagaimana firman Allah Swt dalam sebuah hadist, “Berpuasalah untuk-Ku, maka Aku akan membalasnya”.
Selain itu, menurut kalsifikasi Imam Ghazali puasa terbagi menjadi tiga, yaitu puasa awam/umum, puasa khusus, dan puasa khusus dari yang khusus.
Tingkat pertama adalah puasa awam atau umum yang biasa dilakukan oleh orang yang baru mulai berpuasa. Puasa umum hanya menekankan pada aspek menahan diri dari hal yang membatalkan puasa secara jasmani, tidak memperhatikan aspek lainnya seperti batin dan pikiran. Orang yang berada pada tingkat puasa umum berpotensi melakukan dosa karena hanya berpuasa secara jasmani, tapi tidak dapat menahan pandangannya, lisannya, dan bagian tubuh lainnya dalam hal-hal makruh.
Tingkatan selanjutnya adalah puasa khusus yaitu menahan pandangan, penglihatan, lidah, tangan, kaki, serta seluruh anggota tubuh lainnya dari perbuatan dosa. Pada tingkat ini, orang yang berpuasa tidak hanya menahan diri untuk memenuhi kebutuhan syahwat, tapi juga menahan seluruh anggota tubuh dari perbuatan yang dilarang oleh Allah.
Tingkatan paling tinggi adalah puasa khusus dari yang khusus yaitu puasa hati dari segala cita-cita yang hina dan segala pikiran duniawi serta mencegahnya daripada selain Allah secara keseluruhan. Orang yang berada pada tingkat ini biasanya para nabi, para aulia Allah, shiddiqin, dan orang-orang yang didekatkan pada Allah.
Sebagai kesimpulan dari kultum tersebut, hendaknya setiap muslim yang berpuasa untuk senantiasa menjaga nilai puasa dari hal-hal yang membatalkan serta mengurangi pahala puasa, serta mengisi dengan ibadah-ibadah lain seperti membaca Al-Qur’an dan bersedekah.
“Semoga puasa kita tahun ini lebih baik dari tahun sebelumnya, dan Allah menerima segala amal ibadah kita, Aamiin.” Tutup Wan Fariq.