Oleh : Dr. Chanifudin, M.Pd
Wakil Ketua II IAIN Datuk Laksemana Bengkalis
Dalam realitas masyrakat indonesia yg majemuk dalam kehidupannya. Ada sesuatu yang menarik dan menjadi pembeda dengan negara lain yakni pondok pesantren. Pondok pesantren dalam lintasan sejarah tetap selalu dan menjadi pendidikan utama dan alternatif dalam kehidupan masyarakat Indonesia. walaupun pada sebagian masyarakat pondok pesantren di anggap sebagai lembaga pendidikan konservatif, tradisonal, tetapi harus kita akui bersama bahwasanya pondok pesantren telah mampu memberikan sumbangsih besar terhadap pembangunan peradaban bangsa Indonesia, yang pada gilirannya telah mampu menggiring masyarakat untuk menitipkan atau mendidik anaknya di lembaga pendidikan pondok pesantren dengan penuh suka cita tanpa paksaan yang mengikutinya.
Sebagai lembaga pendidikan dan peradaban, keberadaan lembaga pondok pesantren jauh ada sebelum negara Indonesia itu sendiri. sebagai entitas peradaban pondok pesantren telah mampu membentuk watak keislaman, keIndonesiaan dan tentunya keberagaman di tengah – tengah masyarakat Indonesia yg majemuk.
Pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam di Indonesia pada realitas sejarahnya telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal ini terjadi oleh adanya transmisi ajaran agama Islam kedalam kehidupan masyarakat yg plural. Ini kemudian yang menjadikannya sebagai lembaga pendidikan yg adaptif terhadap perkembangan budaya dalam masyarakat atau dalam bahasa sederhananya pondok pesantren telah memiliki watak pribumi dimana dalam perkembangan awalnya pondok pesantren berkembang di tengah tengah kekuasaan Hindu Budha, berbarengan dengan itu ajaran agama Islam beradaptasi dan terkontektualisasi dalam kebudayaan masyarakat Indonesia. Meminjam istilah Nurcholish Madjid Pondok Pesantren adalah lembaga pendidikan yang bercirikan tradisional, unik dan indigenous.
Pondok Pesantren selain sebagai lembaga pendidikan juga memiliki peran yang juga sangat penting yakni sebagai lembaga penyebaran agama Islam dengan segala keunikan tradisi dan nilai nilai peradaban itu sendiri yang menjadikannya sebagai pusat pelestari dan sumber keilmuan Islam (intelektual). Pondok pesantren secara konsisten menjaga tradisi keilmuan Islam melalui pengkajian intensif terhadap Kitab Kuning (literatur klasik Islam) dalam berbagai disiplin ilmu (fikih, tasawuf, tafsir, hadis, nahwu-sharaf). Hal ini kemudianmenjadikannya sebagai gudang kekayaan intelektual Islam Nusantara dan penciri Bangsa Indonesia itu sendiri.
Selaian itu juga perlu juga di pahami bahwasanya pembelajaran di pondok pesantren telah mampu Melampaui Transfer Pengetahuan yakni Pembelajaran di pondok pesantren tidak hanya sebatas transfer of knowledge, tetapi juga transfer of value dibarengi dengam praktik ibadah secara bersamaan. Pendekatan komprehensif ini menghasilkan intelektual muslim yang tidak hanya cerdas secara kognitif, tetapi juga memiliki kedalaman spiritual dan akhlak. selain itu juga menjadi Lumbung Intelektual Muslim karena telah melahirkan banyak ulama besar, pemimpin, dan tokoh nasional yang berkontribusi signifikan dalam berbagai bidang (keagamaan, politik, pendidikan), menjadi bukti bahwa pesantren adalah tempat persemaian pemikiran dan pengembangan ilmu pengetahuan.
Sebagai pusat peradaban pondok pesantren telah mampu menjadi pusat transformasi sosial dan barometer moralitas masyarakat melalui : pertama; Pembentukan Karakter dan Akhlak, Sistem pendidikan berasrama yang menekankan kedisiplinan, kemandirian, kesederhanaan, dan pengabdian (khidmah) secara fundamental membentuk karakter (akhlak) santri. Karakter inilah yang menjadi fondasi utama dalam membangun peradaban yang beradab dan bermoral. kedua, Pusat Pemberdayaan Masyarakat, Pondok Pesantren memuliki fungsi sebagai lembaga sosial dan dakwah. Melalui kegiatan sosial, pengembangan ekonomi berbasis syariah, dan penyuluhan, pondok pesantren secara aktif berkontribusi dalam mengatasi masalah masyarakat di sekitarnya, seperti pengentasan kemiskinan dan pemberantasan kebodohan. Peran ini menjadikan pondok pesantren sebagai agen perubahan sosial yang transformatif. Ketiga; Penjaga Nilai Keagamaan dan Kebangsaan, Pondok Pesantren telah terbukti menjadi barometer pertahanan moralitas masyarakat. Selain itu, pondok pesantren secara historis berperan besar dalam menyebarkan Islam yang rahmatan lil ‘alamin (Islam Nusantara) dan menjaga identitas budaya lokal, sekaligus menanamkan nilai-nilai kebangsaan yang kokoh.
Dengan segala kekhasan dan keunikan yg dimiliki pondok pesantren telah mampu memberikan respon dinamis terhadap tantangan dan perubahan Zaman (Inovasi Peradaban), melalui proses, pertama, Integrasi Keilmuan: Dalam perkembangannya, banyak pondok pesantren telah melakukan modernisasi dengan mengintegrasikan ilmu agama dan ilmu umum (sains, teknologi). Langkah ini telah mampu menunjukkan kemampuan pondok pesantren beradaptasi tanpa kehilangan karakteristik intinya, menjadikannya relevan dalam menciptakan peradaban yang unggul di era yang penuh ketidakpastian. Kedua, Pusat Diskusi dan Solusi, pondok pesantren, dengan segala kekhasannya menjadikan kiai selain sebagai pemimpin sekaligus menjadikannya sebagai pusat rujukan moral atau panutan, menjadikannya sebagai rujukan manakala terjadi perbedaan guna penyelesaian masalah yang berkaitan dengan ajaran agama,sosial budaya ditengah tengah masyarakat.
Pondok Pesantren tidak hanya sebagai lembaga pendidikan lebih dari itu pondok pesantren merupakan ekosistem yang mampu mengelaborasikan antara pendidikan, dakwah, pemberdayaan sosial, ekonomi dan budaya. Peran ganda pondok pesantren ini sebagai penjaga tradisi keilmuan Islam dan agen perubahan sosial menjadikannya sebagai pilar dan pusat peradaban Islam Indonesia telah mampu mencetak lulusan yang mampu beradaptasi dengan perubahan dan perkembangan zaman. Selain itu juga pondok pesantren telah menjadi lembaga pendidikan yang unik dengan mampu mengkombinasilan antara keislaman dan keindonesiaan. Ia telah mampu menjadi knowledge reservoir yang menjaga tradisi intelektual dan moral reservoir yang membentuk etos peradaban. Oleh karena itu, PondoknPesantren sebagai Pusat Peradaban adalah pengakuan bahwa ia adalah arsitek historis yang membentuk wajah keislaman, moralitas, dan identitas kebangsaan Indonesia hingga hari ini.






