STAIN Bengkalis (humas) Bengkalis – Direktur Jenderal (Dirjen) Pendidikan Islam Kementerian Agama Amien Suyitno mengungkapkan konsep Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) yang digagas Menteri Agama Nasaruddin Umar. Hal itu dilatarbelakangi kegelisahan menag dengan pendidikan yang dipandang masih terjadi anomali.
“Misalnya anak-anak yang belajar agama tapi masih ada gejala bullying. Anak belajar agama tapi masih blaming, nyalah-nyalahin. Belum bisa menjadikan agama yang lahir sebagai perekat tapi justru seringkali memunculkan masalah,” katanya dalam acara Ngopi (Ngobrolin Pendidikan Islam) Bareng Raffi di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Rabu (19/3).
Kurikulum berbasis cinta ingin menghadirkan sebuah solusi agar belajar agama, belajar karakter, bisa melahirkan mereka yang mencintai Tuhan, hablum minalallah. Kemudian mencintai sesama manusia, hablum minannas.
“Bahkan yang tidak kalah pentingnya yang sekarang menjadi perhatian Pak Menteri adalah hablum minal alam, mencintai alam. Problem climate change hari ini tentu dibutuhkan anak-anak madrasah yang keren ini, agar mereka aware, teredukasi, pentingnya menjaga alam. Itu semua terumuskan nanti dalam kurikulum berbasis cinta,” papar Amien.
Alasan pemilihan konsep cinta supaya bisa memberikan semacam ilustrasi bahwa manusia harus mencontoh sifat Tuhan yang tidak pilih kasih terhadap siapapun. Lebih lanjut, metode dan pendekatan kurikulum berbasis cinta akan berbeda dari jenjang madrasah PAUD, RA, MTS, MA, bahkan sampai perguruan tinggi. Ada pendekatan yang sifatnya permainan, interaktif, ada yang juga sifatnya sedikit diskusi.
Menyikapi hal tersebut di atas, Ketua STAIN Bengkalis, Dr. H. Abu Anwar, M.Ag turut merasa risau dan prihatin atas maraknya kasus bullying yang masih terjadi pada anak-anak hingga kini. Beliau mengungkapkan Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) merupakan upaya solusi yang diberikan Menteri Agama untuk memberikan konsep Pendidikan yang lebih baik dan ramah pada anak.
“Semoga Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) dapat terealisasi dan menjadi salah satu Solusi terbaik bagi dunia Pendidikan saat ini,” ungkap Ketua.