IAIN Datuk Laksemana Bengkalis (humas) Bengkalis – Mahasiswa Program Studi Manajemen Keuangan Syariah (MKSY) IAIN Datuk Laksemana Bengkalis sukses melaksanakan Silaturrahmi dan Kunjungan Perkuliahan untuk Matakuliah Ekonomi Masyarakat Pesisir. Kegiatan yang dipandu oleh Dosen Pengampu, Billy Yanis Saputra, MM, ini mengambil tema strategis: “Perkembangan Ekonomi Masyarakat Pesisir Dulu, Kini dan Nanti di Kabupaten Bengkalis”, Jum’at (28/11/2025).
Acara yang dilaksanakan di Aula Kantor Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Kabupaten Bengkalis ini dibuka secara resmi oleh Datuk Abdul Vattah, Sekretaris Umum DPH LAMR Kabupaten Bengkalis).
Sambutan pembuka diwakilkan oleh Sekretaris Prodi MKS, Bapak Muhammad Ilham, S.H.I., MSI. Beliau menekankan relevansi mata kuliah ini sebagai wujud pelaksanaan visi dan misi IAIN Bengkalis.
“Kegiatan kunjungan perkuliahan ini sangat vital, tidak hanya untuk memahami akar sejarah perekonomian di Bengkalis, tetapi juga sebagai landasan kuat untuk merumuskan model pengembangan ekonomi masyarakat pesisir di masa depan,” ujar Bapak Ilham.
Sebelum memulai pemaparan materi, Datuk Abdul Vattah mengajak seluruh peserta, khususnya mahasiswa, untuk senantiasa mengingat dan mendalami sejarah, terutama dalam tradisi Melayu, yang merupakan fondasi kehidupan masyarakat pesisir.
Inti kegiatan menghadirkan narasumber utama, Datuk Sri Syaukani Al Karim, Ketua Umum DPH LAMR Kabupaten Bengkalis. Beliau memulai dengan menjelaskan ikatan historis bahwa IAIN Bengkalis adalah bagian yang tak terpisahkan dari sejarah LAMR.
Datuk Sri Syaukani kemudian memberikan motivasi kepada mahasiswa untuk berani menulis dan berkarya, karena tugas masa depan adalah memberikan kenangan manis melalui kontribusi nyata.
Mengenai Ekonomi Masyarakat Pesisir, beliau menjelaskan bahwa konsepnya disyaratkan dengan Budaya Melayu yang kental dengan prinsip moral. Konsep ini dikenal sebagai “Tapak Delapan” yang menjadi basis mata pencaharian masyarakat Melayu: 1) Laut, 2) Ladang, 3) Bertukang, 4) Berkebun, 5) Bergetah, 6) Bernira, 7) Kerajinan, 8) Memanfaatkan Hasil Hutan.
Beliau menambahkan, seluruh kegiatan Tapak Delapan tersebut dilakukan dengan prinsip moral untuk keberlanjutan, di mana masyarakat hanya mengambil hasil seperlunya sesuai dengan kebutuhan, bukan berlebihan.
Kunjungan perkuliahan ini diharapkan menjadi pemantik bagi mahasiswa untuk mengaplikasikan ilmu Manajemen Keuangan Syariah dengan mengedepankan kearifan lokal dan nilai-nilai etika dalam membangun perekonomian daerah.
Kunjungan perkuliahan ini ditutup dengan sesi diskusi interaktif dan foto bersama, meninggalkan kesan mendalam bagi mahasiswa akan pentingnya integrasi ilmu pengetahuan, kearifan lokal, dan nilai-nilai moral dalam membangun perekonomian masyarakat pesisir yang berkelanjutan.







