IAIN Datuk Laksemana Bengkalis (humas) Bengkalis – Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) IAIN Datuk Laksemana Bengkalis menggelar Seminar Internasional dengan tema “Dinamika Pendidikan Islam dalam Menghadapi Artificial Intelligence (AI)”. Kegiatan berlangsung di Aula Lantai 3 Gedung Layanan dan Pembelajaran Mahasiswa, Selasa (25/11/2025).
Seminar berlangsung secara hybrid dengan menghadirkan tiga narasumber yakni Dr. Nur Sarah Binti Tajul Urus, Dosen Universitas Islam Antar Bangsa Sultan Sultan Abdul Halim Muadzam Shah, Kedah Malaysia, Prof.Dr.H. Munzir Hitami, MA, Dosen Universitas Sultan Syarif Kasyim Riau, dan Dr. Wan Muhammad Fariq,Lc., M.Pd, Ketua Jurusan Tarbiyah dan Keguruan IAIN Datuk Laksemana Bengkalis. Para narasumber memberikan pandangan mendalam mengenai peluang dan tantangan pemanfaatan kecerdasan buatan dalam dunia pendidikan, khususnya dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
Dalam sambutannya, Ketua Program Studi PAI, Dr. Supardi Ritonga.MA menyampaikan bahwa perkembangan AI tidak dapat dihindari, sehingga pendidik dan peserta didik harus adaptif.
“Pendidikan Islam harus mampu merespons perubahan zaman, memaksimalkan teknologi sebagai media dakwah dan pembelajaran, tanpa meninggalkan nilai-nilai spiritual dan etika,” ujarnya.
Sementara itu saat membuka acara, Rektor IAIN Datuk Laksemana Bengkalis memberikan apresiasi atas terselenggaranya seminar internasional ini. Ia menegaskan bahwa kehadiran AI sebagai bentuk kemajuan teknologi yang sangat canggih, namun ianya tidak dapat membentuk karakter sesorang dan tidak bisa menggantikan peran seorang guru / pendidik.
“Dengan memahami dinamika Pendidikan Islam dalam menghadapi AI, guru/ dosen dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan mempersiapkan peserta didik untuk menghadapi tantangan era digital. Strategi yang dapat diterapkan adalah revitalisasi kurikulum, penguatan karakter melalui nilai-nilai Islam, integrasi teknologi dalam pembelajaran, dan peningkatan kompetensi guru. Dengan demikian, pendidikan Islam dapat menghasilkan generasi yang kompeten secara intelektual, berakhlak mulia, dan relevan di dunia modern, tanpa meninggalkan identitas keislamannya,” ungkap Rektor.
Rektor juga menambahkan bahwa sangat diperlukan sentuhan serta kolaborasi seorang dosen dalam membantu mahasiswa menggunakan AI sehingga bisa bermakna dalam memajukan pendidikan Islam. Beliau juga berharap kegiatan seperti ini dapat membuka ruang kolaborasi global dan melahirkan inovasi penelitian di lingkungan kampus.







