Doleh : Saifunnajar
saifunnajar3112@gmail.com
Allah menundukkan apa yang ada di langit dan apa yang ada dibumi untukmu manusia semuanya (sebagai rahmat) dari-Nya. (QS. Al-Jatsiyah:13).
Allah ciptakan benda-benda langit seperti matahari, bulan. Keduanya beredar pada garis sumbu edarnya masing-masing, yang dapat membantu manusia menjadikannya sebagai alat pengukur waktu bulan dan tahun miladiyah dan tahun qamariyah. Kemudian Allah ciptakan benda langit berupa planet yang berlapis-lapis dan dihiasi dengan bintang yang tidak terbilang banyaknya, indah dipandang mata, sebagian besar benda langit masih rahasia belum mampu terjangkau oleh pengetahuan manusia. Demikian pula segala yang Allah ciptakan di bumi, ada daratan, yang mengandung tambang minyak, emas, dan sebagainya. Di lautan, manusia dapat berlayar, menangkap ikan, mengeksplorasi minyak, di udara, sebagai lalu lintas udara yang mengantar manusia lebih cepat menghantar ke tujuannya. Di udara juga manusia menempatkan satelit yang memudahkan manusia berkomunikasi bertukar informasi. Maka semua yang sediakan ini wajib disyukuri oleh manusia mampu berfikir, menjadi bahan renungan bukti kebesaran Allah, penambah keimanan dan ketakwaan. Sesuai firman Allah di akhir ayat 13, “Demikian itu menjadi tanda kebesaran Allah bagi manusia yang mau berfikir”.
Kemudian Allah Swt memerintahkan manusia untuk berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya di dunia dan di akhirat sebagaimana firman-Nya dalam Surah Al-Qashash, ayat 77 : Artinya “Carilah terhadap apa yang telah Allah sediakan di dunia untuk mencari kebahagian negeri akhirat”.
Menurut tafsir Al-Baghawi pengertian ayat ini, “Carilah apa yang Allah berikan kepadamu berupa harta, kenikmatan, kebun, untuk disyukuri segala nikmat yang Allah berikan itu serta dibelanjakan pada yang diridhoi oleh Allah Swt”.
Sambungan ayat dikatakan “Dan jangan lupakan nasibmu di dunia”. artinya menurut Mujahid dan Ibnu Zaid “Jangan kamu tinggalkan pekerjaanmu di dunia karena hanya mengejar negeri akhirat agar terlepas dari azab Allah. Karena hakikat nasib manusia itu tergantung dari dunia ini bekerja atau beramal untuk mencari bekal ke negeri akhirat.
Lalu bagaimana caranya beramal untuk bisa menjadi bekal akhirat itu?. Kata Al-Sudi “Dengan cara mensedekahkan harta, menyambung tali silaturrahmi. Dan menurut Ali,” Jangan lupakan waktu sehat, saat tenaga masih kuat, masih muda, serta kekayaan digunakan untuk mencari kebahagiaan di negeri akhirat”.
Hal ini sesuai hadis Rasul Saw, beliau bersabda “Persiapkan lima perkara sebelum datang lima perkara, muda sebelum tua, sehat sebelum sakit, kaya sebelum miskin, lapang sebelum sibuk, hidup sebelum mati”.
Lalu untuk siapa disiapkan Allah kebahagiaan Negeri Akhirat itu?. Dalam Al-Qur’an surah Al-Qashash, ayat 83, Allah jelaskan “Kebahagian di negeri akhirat itu kami siapkan untuk orang-orang yang tidak bersifat sombong dan berbuat kerusakan di dunia, dan surga itu tempat bagi mereka yang bertaqwa”.
Hasan berkata tidak sombong itu misalnya tidak mengharapkan kemuliaan atau pujian manusia saat berkuasa, sedangkan tidak berbuat kerusakan itu menurut Al-Kalabi bermohon, beribadah kepada selain Allah, ikrimah berkata maksud tidak berbuat kerusakan yakni mengambil harta orang lain tanpa hak. Menurut Ibnu Juraij dan Muqatil tidak membuat kerusakan yakni perbuatan maksiat.
Kita sekarang berada di akhir tahun 1445 H. akan menyongsong tahun baru Islam 1446 H. yang Insya Allah jatuh pada tanggal 7 Juli 2025. Merupakan moment yang tepat untuk melakukan evaluasi diri kita masing-masing, bahwa sejauh mana persiapan bekal kebaikan yang bernilai pahala untuk akhirat kita. Ataukah selama ini kita masih terlalu mengejar dunia, mengabaikan kepentingan akhirat, atau sebaliknya terlalu mengejar akhirat, sehingga lalai dengan kewajiban dan tanggung jawab kita di dunia. Sebagai mana dijelaskan di muka, Allah mengajarkan kepada kita agar dalam kehidupan tidak dibenarkan terlalu ekterim mencari dunia saja atau akhirat saja, namun carilah bekal rezeki dunia, lalu belanjakan pada yang diridhoi Allah atau tidak menyalahi ketentuan Allah, maka pekerjaan kita akan bernilai pahala di sisi Allah untuk bekal menuju kesenangan akhirat.
Pekanbaru, 5 Juli 2024