Oleh : Saifunnajar
Dosen STAIN Bengkalls
Kalau kita perhatikan firman Allah :
“Dia yang menciptakan untukmu (manusia) apa yang ada di bumi seluruhnya”.(QS.Al-Baqarah:29).
Dalam ayat lain dijelaskan, “Dia yang menundukkan bagi kamu yang ada di bumi seluruhnya”.(QS.An-Nahl :53) Dimana ayat ini Allah menginformasikan bahwa dia memuliakan manusia dengan jalan menundukkan semua isi bumi untuk manusia agar dimanfaatkan sebagaimana mestinya.
Allah mengetahui bahwa untuk keberlangsungan hidupnya, manusia membubutuhkan berbagai hal; Manusia butuh bernafas, maka disiapkan udara segar setiap hari, butuh makan agar bisa tumbuh, maka Allah suburkan bumi, dengan menurunkan hujan dari langit, hingga terdialah kebutuhan makanan pokok, buahan, dan sayuran. Manusia butuh minum agar tidak kehausan, maka disediakan sumber air. Manusia membutuhkan segala peralatan, maka Allah cadangkan barang tambang di perut bumi. Manusia butuh bepergian, Allah siapkan lautan dan ruang angkasa. Manusia butuh gerak dan istirahat, disediakan siang dan malam. Manusia butuh melepaskan kejenuhan, dia ciptakan hamparan bumi yang indah pandang. Dari ayat ini dipahami pula bahwa semua manusia memiliki hak yang sama untuk bisa menikmati dan memanfaatkan anugerah Allah, tidak ada yang bisa membatasinya, misalnya menghirup udara bersih. Allah berikan secara gratis. Namun Allah hanya meminta agar mengakui Allah penciptaannya, serta tunduk atas perintah dan larangan-Nya, melalui yang disebut imam dan amal Sholeh.
Jika tidak, Allah akan menurunkan derajat manusia dari asalnya mulia berubah menjadi hina. Hal ini sesuai firman-Nya :
“Sungguh kami menciptakan manusia dengan sebaik kejadian, kemudian kami turunkan derajatnya, kecuali mereka yang beriman dan beramal Sholeh”.(QS.Tin:4).
Kenapa manusia bisa hidup terhina. Perlu dipahami bahwa kehidupan manusia di sisi Allah, ada kehidupan jangka pendek, yang disebut al-‘Ajilah. Dan ada kehidupan yang jangka panjang tanpa akhir, yang disebut Al-Akhirah. Dan pada umumnya dan kebanyakannya manusia menyukai kehidupan dan kesenangan jangka pendek yakni di dunia saja, kurang memikirkan, bahkan ada yang tidak percaya dengan adanya kehidupan jangka panjang yakni di akhirat, padahal kehidupan jangka panjang itu lebih baik dari kehidupan dunia (Wal akhiratu Khairul laka minal ula). Akibat terlalu mencari kepuasan dunia, dan lupa akhirat inilah sebab manusia terhina. Dalam realitanya manusia adanya yang dihinakan Allah sejak hidup dunia, seperti kisah Firaun dan qarun, serta kisah kaum-kaum terdahulu lainnya, mereka dilenyapkan berbagai cara dari muka bumi. Namun ada pula munusia yang diberi kesempatan menikmati kehidupan dunia, setelah di akhirat barulah diberi balasan berupa siksa sesuai kesalahannya yang perbuatnya.
Bagi orang yang beriman, Allah menerangkan dengan firman-Nya, “Siapa mendatangkan kebaikan, ia akan dibalas kebaikan yang baik dan lebih banyak. Dan siapa yang mengerjakan kesalahan, maka tidak dibalasi perbuatan salahnya, kecuali sesuai kesalahan yang ia lakukan.(QS.Al.Qashash,ayat : 84 ).
Pada ayat ini dimengerti pula bahwa Allah menunjukkan sayangnya, dengan melipat gandakan pahala kebaikan, tapi tidak melipat gandakan dosa atas kesalahan yang dilakukan manusia.
Semoga kita tergolong hamba-Nya yang kembali, dikasihi dan dilindungi. Aamiin.