Oleh : Dr. H. Abu Anwar, M.Ag
(Ketua STAIN Bengkalis)
Zikir pepohonan merupakan salah satu bentuk zikir alam yang seringkali tidak kita sadari. Pepohonan, sebagai salah satu makhluk ciptaan Allah, memiliki cara untuk berzikir kepada Allah SWT.
Dalam Al-Qur’an, surat Al-Isra’ ayat 44, disebutkan bahwa semua makhluk, termasuk pepohonan, berzikir kepada Allah SWT. Ayat tersebut berbunyi:
تُسَبِّحُ لَهُ السَّمٰوٰتُ السَّبْعُ وَالْاَرْضُ وَمَنْ فِيْهِنَّۗ وَاِنْ مِّنْ شَيْءٍ اِلَّا يُسَبِّحُ بِحَمْدِهٖ وَلٰكِنْ لَّا تَفْقَهُوْنَ تَسْبِيْحَهُمْۗ اِنَّهٗ كَانَ حَلِيْمًا غَفُوْرًا
“Langit yang tujuh, bumi, dan semua yang ada di dalamnya senantiasa bertasbih kepada Allah. Dan tidak ada suatu makhlukpun melainkan bertasbih dengan pujian-Nya, tetapi kamu tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun, Maha Pengampun.” (QS. Al-Isra’ : 44)
Menurut Tafsir Ibnu Katsir bahwa tujuh lapis langit dan bumi beserta seluruh isinya terdiri dari berbagai makhluk yang bertasbih kepada-Nya, menyucikan, mengagungkan, dan membesarkan-Nya dari yang dikatakan orang-orang musyrik. Semua makhluk juga bersaksi atas keesaan Allah sebagai Rabb mereka.
Ibnu Katsir melanjutkan maksud firman Allah SWT “Tidak ada sesuatu pun, kecuali senantiasa bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka” adalah tidak ada satu pun makhluk melainkan bertasbih seraya memuji Allah SWT. Namun, manusia tidak mengetahui tasbih mereka karena adanya perbedaan bahasa.
Lebih lanjut dijelaskan, makhluk yang dimaksud dalam surah Al Isra ayat 44 ini adalah semua makhluk, termasuk hewan, benda-benda padat, dan tumbuh-tumbuhan atau pepohonan
Zikir pepohonan dapat diibaratkan sebagai berikut:
1. Daun-daun yang bergoyang-goyang dihembus angin dapat diibaratkan sebagai lisan yang selalu berzikir, memuji kebesaran Allah SWT.
2. Batang pohon yang kuat dan kokoh dapat diibaratkan sebagai iman yang teguh dan tidak tergoyahkan.
3. Akar pohon yang dalam dan kuat dapat diibaratkan sebagai hati yang dalam dan kokoh dalam beriman. Itulah iman yg mantab. Rasulullah bersabda:
عَنْ جَابِرٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَغْرِسُ غَرْسًا إِلاَّ كَانَ مَا أُكِلَ مِنْهُ لَهُ صَدَقَةٌ وَمَا سُرِقَ مِنْهُ لَهُ صَدَقَةٌ وَلاَ يَرْزَؤُهُ أَحَدٌ إِلاَّ كَانَ لَهُ صَدَقَةٌ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ
“Dari sahabat Jabir ra, ia berkata, Rasulullah saw bersabda, ‘Tiada seorang muslim yang menanam pohon kecuali apa yang dimakan bernilai sedekah, apa yang dicuri juga bernilai sedekah. Tiada pula seseorang yang mengurangi buah (dari pohon-)nya melainkan akan bernilai sedekah bagi penanamnya sampai hari Kiamat,”(Imam Zakiyuddin Abdul Azhim Al-Mundziri, At-Targhib wat Tarhib minal Haditsisy Syarif, [Beirut, Darul Fikr: 1998 M/1418 H], juz III, halaman 304).
Hikmah dari pepohonan berzikir adalah adanya keselarasan dengan alam dan Tuhan. Pohon, sebagai makhluk hidup yang selalu mengingat Allah, memberikan contoh bagi manusia untuk senantiasa berzikir dan bersyukur atas nikmat-Nya. Dengan berzikir, manusia dapat mendekatkan diri kepada Allah, mendapatkan pahala, ketenangan hati, dan menjauhi godaan setan.
Zikir dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja, baik dengan membaca tasbih, tahmid, takbir, doa, atau membaca Al-Qur’an. Zikir juga bisa dilakukan dengan cara menanam pohon karena zat yang dikeluarkan pohon sangat dibutukan manusia. Selain itu berzikir dengan senantiasa mengingat Allah dalam setiap aktivitas sehari-hari. Semoga kita semua termasuk dari mahkluk ciptaan Allah yang senantiasa ingat kepada Sang Pencipta.